Kita sering melihat para pekerja yang biasa bekerja di dalam kantor, ada juga pekerja lapangan di luar kantor seperti pekerja proyek, marketing dan lain sebagainya.

Masing-masing dari mereka biasanya memakai tali ID card sebagai tanda pengenal. Kebanyakan dari kita lebih memilih kerja di dalam kantor karena lebih nyaman, ruangan ber-AC dan tidak terlalu memerlukan tenaga fisik. Padahal ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh pekerja lapangan yang tidak dimiliki pekerja kantoran.

Waktu yang lebih fleksibel

Secara umum, ada dua model jam kerja yang biasa mereka gunakan.

  • 8 jam x 5 hari kerja
  • (7 jam x 5 hari kerja) + (5 jam x 1 hari kerja)

poin sesuai dengan UU No. 13 tahun 2003 dan setara dengan total 40 jam per minggu. Pada kenyataannya, jam kerja tersebut hanya diisi oleh staf. Ini tidak berlaku untuk pekerja lapangan. Supir, pekerja lepas dan pekerja lapangan lainnya berfokus terutama pada tujuan penjualan. Ini bukan jam kerja.

Untuk alasan ini, pekerja lapangan mungkin memiliki jam kerja yang tidak teratur. Itu bisa 40 jam atau lebih atau kurang per minggu. Jadi seorang pekerja lapangan bisa menyesuaikan jam kerja menurut kebutuhan target yang ingin mereka capai.

Aturan

Untuk lebih banyak pekerjaan bebas Ada kalanya orang memiliki kebutuhan mendesak dan membutuhkan perhatian segera. Misalnya, pergi saja ke bank atau kantor pos.

Karyawan perlu mendapatkan izin untuk meninggalkan kantor untuk menyelesaikan transaksi sekecil itu. Sebelumnya, kantor saya membutuhkan izin keluar yang ditandatangani oleh bos saya.  Di sisi lain, pekerja lapangan  pada dasarnya tidak ada, jadi Anda tidak membutuhkan hal-hal ini.

Minim Senioritas

Karyawan harus benar-benar mematuhi aturan dan peraturan perusahaan. Kondisi ini terjadi secara otomatis  karena posisi Anda dilaporkan langsung ke manajer kantor. Berbeda dengan pekerja lapangan. Anda dapat menyesuaikan metode kerja sesuai dengan situasi di lokasi.

Menerima uang lembur

Pada umumnya karyawan tidak menerima uang lembur jika memiliki banyak pekerjaan, seperti pada akhir tahun atau saat menghadapi audit ISO atau SPM (Sistem Manajemen Mutu). Di sisi lain, pekerja lapangan (seperti pekerja produksi) selalu dibayar per jam untuk lembur  jika jam kerja melebihi jam kerja normal (tidak termasuk pekerja pemasaran atau penjualan).

Bahkan sebagai pelayan di restoran , uang lembur  sering kali mendekati gaji pokok di masa lalu. Artinya saya sering mendapatkan total gaji yang hampir dua kali lipat gaji pokok.  Belum lagi tambahan  tip dari pelanggan, jumlah jarinya lebih dari dua kali lipat dari UMPDKI Jakarta saat itu.

Lebih Kuat Secara Mental

Sebagai aturan umum, karyawan hanya bertanggung jawab kepada atasannya. Berbeda dengan dua pihak, supervisor dan klien, atau pekerja lapangan yang harus bertanggung jawab atas pelanggan atau konsumen. Tanggung jawab yang (relatif)  berat ini berperan besar dalam membentuk pola pikir yang kuat.

Jenjang karir lebih menjanjikan

Di beberapa perusahaan yang  saya kunjungi, hampir setiap karyawan pertengahan karir (supervisor-manager) memiliki keterampilan tenaga penjualan dasar.

Mantan tenaga penjualan biasanya lebih mampu memajukan perusahaan. Bahkan  pengusaha sukses hampir selalu mereka yang memulai karirnya dari bawah. Seseorang jarang berhasil dari akar rumput di awal karirnya.

Untuk para pekerja proyek jangan lupa untuk selalu memakai alat keamanan seperti baju wearpack, sepatu boots, helm dan berbagai macam peralatan keamanan lainnya agar dapat meminimalisir risiko pekerjaan.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *