Baru-baru ini, masyarakat digemparkan dengan kehadiran gerai es krim Mixue. Menjadi buah bibir karena ekspansi tokonya yang begitu masif di Indonesia. Namun ternyata, ekspansi Mixue juga mewabah ke berbagai negara.

Melansir dari Berita Viral, Mixue Ice Cream & Tea kini telah memiliki lebih dari 20.000 gerai di China dan lebih dari 500 gerai internasional, termasuk di Indonesia. Fenomena ekspansi Mixue yang begitu pesat menimbulkan berbagai pertanyaan. Bagaimana strategi yang diterapkan Mixue sehingga bisa berkembang cepat di tengah isu resesi ekonomi?

Berikut ini adalah beberapa strategi bisnis dari Mixue yang mungkin bisa dicontoh para pebisnis lainnya. Simak baik-baik, ya!

Harga yang Terjangkau

Target pasar Mixue sejak awal adalah sub-urban dengan harga 5 – 10 yuan per produk di China. Harga ini termasuk murah jika dibandingkan dengan para kompetitornya di sana. Di Indonesia sendiri, menu Mixue dijual dengan harga berkisar antara Rp 8 ribu hingga Rp 22 ribu.

Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa gerai es krim viral satu ini bisa berkembang, karena harga produknya yang terjangkau menurut konsumen Indonesia.

Menggunakan Model Bisnis Franchise

Zhang Hongchao, pendiri Mixue memutuskan membuka hak waralaba pada tahun 2007. Pada 2010, Mixue mulai bekerja sama dengan Zhengzhou Baodao Trading Co., Ltd untuk mengembangkan bisnis waralaba di seluruh negeri.

Mengutip dari beberapa sumber, franchise Mixue saat ini berkisar pada Rp 700 juta hingga Rp 900 juta. Harga tersebut sudah mencakup biaya investasi dari awal pembukaan hingga kerja sama berlangsung selama kedua pihak menyetujuinya.

Adanya Pinjaman Tanpa Bunga

Demi menyukseskan model bisnis waralabanya, Mixue menggelontorkan pinjaman hingga puluhan juta tanpa bunga kepada pewaralaba setiap tahun.

Tujuannya menyelesaikan masalah keuangan pewaralaba saat membuka toko baru. Strategi ini berhasil menarik pewaralaba, sehingga skala ekspansifnya sangat cepat.

Menguasai Pasokan dan Logistik Sendiri

Pada tahun 2012, Mixue membangun pusat Litbang modern dan pabrik pusat untuk menguasai rantai pasokannya sendiri hingga mencapai swasembada. Biaya produksi dan logistiknya pun jadi lebih efisien.

Dengan memiliki pergudangan dan logistik sendiri, siklus transit Mixue jadi lebih singkat, biaya inventaris dan biaya penyimpanan juga jadi berkurang. Pengadaan bahan baku juga semua diproduksi sendiri.

Itulah beberapa strategi bisnis Mixue yang sukses mengekspansi di hampir seluruh negara, terutama Asia. Untuk mengetahui info viral lainnya, silakan kunjungi laman satuviral.com. Semoga bermanfaat!

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *