Perubahan iklim menjadi isu global yang semakin mendesak untuk ditangani. Salah satu penyebab utama perubahan iklim adalah meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO₂), metana (CH₄), dan dinitrogen oksida (N₂O).

Di Indonesia, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memiliki peran penting dalam mengendalikan dan mengurangi emisi gas rumah kaca melalui berbagai kebijakan, program, dan inovasi lingkungan.

Melansir dari laman https://dlhmaluku.id/, berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan DLH dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Simak baik-baik, ya!

Edukasi dan Kampanye Lingkungan kepada Masyarakat

DLH secara aktif melakukan edukasi dan kampanye lingkungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak emisi gas rumah kaca. Melalui sosialisasi di sekolah, komunitas, hingga media sosial, DLH mengajak warga agar lebih bijak dalam menggunakan energi, mengelola sampah, serta mendukung gaya hidup rendah karbon.

Langkah ini bertujuan menumbuhkan perubahan perilaku masyarakat agar lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan dan berpartisipasi dalam pengurangan emisi secara langsung.

Peningkatan Penggunaan Energi Terbarukan

DLH juga mendorong penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biomassa dalam aktivitas industri maupun rumah tangga. Kolaborasi dengan instansi pemerintah lainnya dan sektor swasta dilakukan untuk memperluas pemanfaatan teknologi ramah lingkungan.

Selain itu, DLH mengampanyekan efisiensi energi melalui program hemat listrik di perkantoran pemerintahan dan fasilitas publik. Upaya ini tidak hanya mengurangi konsumsi energi fosil, tetapi juga menekan jumlah karbon yang dilepaskan ke atmosfer.

Pengelolaan Sampah Berbasis Sirkular

Salah satu penyumbang emisi metana terbesar berasal dari tumpukan sampah organik di tempat pembuangan akhir (TPA). Untuk mengatasinya, DLH mengembangkan pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular, seperti pemilahan sampah dari sumber, pengomposan, serta program bank sampah.

Langkah ini tidak hanya menekan emisi gas metana, tetapi juga memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat melalui daur ulang dan pemanfaatan kembali sampah yang bernilai jual.

Penghijauan dan Rehabilitasi Lahan

DLH turut berperan dalam program penanaman pohon dan rehabilitasi lahan kritis sebagai langkah nyata menyerap karbon dioksida. Vegetasi hijau berfungsi sebagai penyerap karbon alami yang mampu menyeimbangkan kadar gas rumah kaca di atmosfer.

Kegiatan penghijauan ini dilakukan di kawasan perkotaan, pesisir, hingga daerah perbukitan yang rawan longsor dan gundul.

Pemantauan dan Evaluasi Emisi Daerah

DLH juga menjalankan sistem pemantauan dan inventarisasi emisi gas rumah kaca di daerah. Data tersebut menjadi dasar dalam merancang kebijakan pengendalian pencemaran udara yang lebih efektif.

Melalui laporan berkala, DLH dapat mengevaluasi sejauh mana program pengurangan emisi berjalan dan menyesuaikannya dengan target nasional penurunan emisi.

Langkah-langkah yang dilakukan DLH dalam mengurangi emisi gas rumah kaca menunjukkan komitmen nyata pemerintah daerah terhadap perlindungan lingkungan dan mitigasi perubahan iklim.

Melalui edukasi, inovasi, dan kolaborasi, https://dlhmaluku.id/ berupaya menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Dukungan dari masyarakat menjadi kunci utama agar upaya ini terus berjalan efektif dan berdampak luas bagi masa depan bumi yang lebih hijau.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *